The main focus of the movie is the drama part of the book, the romance in the alternate universe about the Knight and the Princess yet, the sci-fi part is left undeveloped. Ekspresi atau opini pribadi yang ditawarkan hanya untuk kesenangan yang mudah dilupakan, bukan untuk membangun atau membuka ruang diskusi. Tapi kenapa sampai sekarang kita merasa film-film Indonesia banyak yang receh? Ya karena para kreator kita kadang terlalu memanjakan audiens hanya supaya mendulang keuntungan banyak. Berarti, bisa dibilang bahwa selera orang Indonesia sebenarnya cukup bagus. Pada zaman itu, angka itu termasuk lumayan besar. Terus lucunya di mana? Menurutku, terlepas dari segala hal yang ‘berat-berat’ tersebut, film ini terbilang laku karena berhasil meraup 100.000 penonton. Suasananya yang gelap dan penuh aksi murni digambarkan lewat akting dan pengambilan gambar, bukan sekadar dari adegan yang dipotong dan diedit besar-besaran. Musiknya juga enak, sangat khas 90-an yang didominasi musik rock (apalagi waktu itu Ahmad Dhani masih waras). Kita benar-benar harus paham suatu adegan ini merupakan kisah tokoh yang mana. Kisah keempat tokoh ini linear, tidak ada flashback, tapi berjalan beriringan. Bahkan untuk ukuran orang dewasa sekalipun, film ini betul-betul seperti lumrahnya film indie yang membuat penonton harus berpikir. Buatku, Kuldesak adalah film yang ‘lucu’.
0 Comments
Leave a Reply. |